Observasi dan Praktik Lapangan di Lempong Balong, Mahasiswa Tadris Biologi Terapkan Pembelajaran Kontekstual untuk Keberlanjutan

Kuningan, 28 September 2025. Mahasiswa Tadris Biologi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon melaksanakan observasi dan praktik lapangan di kawasan Lempong Balong, Kuningan. Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi pembelajaran kontekstual yang menghubungkan teori di ruang kelas dengan pengalaman nyata di alam. Dengan memanfaatkan kekayaan ekosistem setempat, mahasiswa dapat memahami secara langsung konsep ekologi, keanekaragaman hayati, serta interaksi antara manusia dan lingkungan.

Kuningan, 28 September 2025. Mahasiswa Tadris Biologi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon melaksanakan observasi dan praktik lapangan di kawasan Lempong Balong, Kuningan. Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi pembelajaran kontekstual yang menghubungkan teori di ruang kelas dengan pengalaman nyata di alam. Dengan memanfaatkan kekayaan ekosistem setempat, mahasiswa dapat memahami secara langsung konsep ekologi, keanekaragaman hayati, serta interaksi antara manusia dan lingkungan.

Dalam praktik lapangan ini, mahasiswa melakukan pengamatan terhadap flora, fauna, serta kualitas lingkungan yang ada di sekitar Lempong Balong. Hasil observasi digunakan sebagai bahan diskusi dan analisis untuk memperkuat pemahaman pada rumpun ilmu biologi, seperti ekologi, sistematika, dan fisiologi. Selain itu, kegiatan diintegrasikan dengan pembiasaan shalat berjamaah, yang menjadi sarana penguatan spiritualitas mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran biologi tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga membangun karakter religius dan moderasi beragama.

Kegiatan ini juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan tentang pendidikan berkualitas, ekosistem daratan, dan penguatan nilai-nilai sosial. Melalui pengalaman lapangan, mahasiswa diajak memahami bahwa ilmu pengetahuan, kepedulian lingkungan, dan nilai religiusitas dapat berjalan beriringan. Moderasi beragama tercermin dari sikap toleransi, kebersamaan, serta semangat menjaga alam sebagai amanah yang harus dirawat oleh seluruh umat manusia tanpa memandang perbedaan.
Dr. Dewi Cahyani, M.Pd., dan Asep Mulyani, M.Pd. dosen pembimbing lapangan, menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai jembatan antara teori dan praktik. “Observasi di Lempong Balong memberi pengalaman langsung kepada mahasiswa untuk memahami konsep ekologi, konservasi, dan keberlanjutan. Ini menjadi modal penting bagi mereka sebagai calon pendidik biologi yang mampu mengintegrasikan ilmu dengan kepedulian lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu, Maja Asleah Lindongan Salisipan, salah satu mahasiswa peserta yang berasal dari Filipina, mengaku mendapat pengalaman berharga melalui kegiatan ini. “Belajar langsung di alam membuat kami lebih mudah memahami materi yang dipelajari di kelas. Selain itu, kami juga menyadari pentingnya menjaga ekosistem lokal sebagai bagian dari tanggung jawab generasi muda dalam mendukung SDGs,” tuturnya.
Dengan adanya kegiatan di Lempong Balong, mahasiswa Tadris Biologi tidak hanya memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi juga pengalaman spiritual dan sosial yang utuh. Perpaduan antara observasi ilmiah, pembiasaan ibadah, dan penguatan moderasi beragama diharapkan mampu melahirkan generasi pendidik biologi yang berkarakter, peduli lingkungan, serta siap berkontribusi nyata dalam pembangunan berkelanjutan baik di tingkat lokal maupun global.