Perkuat Jejaring dan Inovasi Pendidikan Biologi, Tadris Biologi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Sukses Berpartisipasi di Webinar ADBPB PTKIN

Perkuat Jejaring dan Inovasi Pendidikan Biologi, Tadris Biologi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Sukses Berpartisipasi di Webinar ADBPB PTKIN

 

Perkuat Jejaring dan Inovasi Pendidikan Biologi, Tadris Biologi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Sukses Berpartisipasi di Webinar ADBPB PTKIN

Cirebon, 21 Oktober 2025. Asosiasi Dosen Biologi dan Pendidikan Biologi PTKIN mengadakan webinar dan musyawarah Nasional ADBPB yang diselenggarakan secara online melalui platform zoom meeting pada Hari Selasa tanggal 21 Oktober 2025 dengan mengusung tema Pengembangan Kurikulum Prodi/PT seiring terbitnya Permendiktisaintek no 39 Tahun 2025 dan Kurikulum Berdampak. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Dr. Melania Suweni Muntini, M.T. wakil direktur keuangan LAMSAMA sekaligus dosen dari Institut Teknologi Surabaya, dan dimoderatori oleh Dr. Try Susanti, S.Si. M.Si. dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Thoha Saifuddin Jambi.

Acara dibuka ketua umum ADBPB Prof. Dr. Mashuri Masri, S.Si. M.Kes. dosen UIN Alaudin Makasar. Beliau dalam sambutannya memaparkan tentang pentingnya prodi biologi dan pendidikan biologi untuk selalu update kurikulum, dan Pengembangan Kurikulum Prodi/PT disesuaikan dengan Permendiktisaintek no 39 Tahun 2025 dan Kurikulum Berdampak.

Dr. Melania mengatakan terbitnya Permendiktisaintek Nomor 39 Tahun 2025 menjadi tonggak penting dalam arah baru pengembangan kurikulum di perguruan tinggi Indonesia, termasuk di lingkungan Program Studi (Prodi). Regulasi ini menekankan pentingnya penyelarasan antara capaian pembelajaran dengan kebutuhan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai keberlanjutan. Perguruan tinggi didorong untuk melakukan curriculum redesign berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang mengintegrasikan aspek riset, inovasi, dan pengabdian masyarakat. Selain itu, regulasi ini menuntut setiap prodi untuk lebih adaptif terhadap perubahan global, termasuk transformasi digital, ekonomi hijau, dan kompetensi abad ke-21 yang menekankan kolaborasi, kreativitas, serta etika ilmiah.

Sejalan dengan kebijakan tersebut, lanjut Dr. Melania mengatakan bahwa  arah baru yang disebut sebagai “Kurikulum Berdampak” menjadi pendekatan strategis dalam pengembangan Prodi dan Perguruan Tinggi (PT). Kurikulum ini tidak hanya berorientasi pada capaian akademik, tetapi juga pada kebermanfaatan nyata bagi masyarakat dan lingkungan. Melalui Kurikulum Berdampak, pembelajaran diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang tidak sekadar kompeten, tetapi juga mampu memberikan solusi terhadap persoalan sosial, ekonomi, dan ekologis sesuai prinsip Sustainable Development Goals (SDGs). Dengan demikian, pengembangan kurikulum bukan lagi sekadar pemenuhan administrasi akademik, tetapi menjadi instrumen transformasi pendidikan tinggi yang relevan, inklusif, dan berkelanjutan.

Ketua Program Studi Tadris Biologi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Dr. Evi Roviati, S.Si. M.Pd. menyampaikan bahwa kurikulum yang diterapkan saat ini telah disusun dan dikembangkan secara komprehensif sesuai dengan regulasi terbaru dan prinsip Outcome-Based Education (OBE). Kurikulum tersebut telah melalui proses peninjauan berkala agar selaras dengan Permendiktisaintek Nomor 39 Tahun 2025, serta mengakomodasi perkembangan ilmu biologi, pendidikan, dan kebutuhan dunia kerja di era digital. Setiap mata kuliah dirancang untuk mendukung Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang mencakup kompetensi pedagogik, keilmuan, sosial, dan profesional, dengan penekanan pada kemampuan berpikir kritis, pemanfaatan teknologi digital, serta pengintegrasian nilai-nilai Islam dan keberlanjutan. Lebih lanjut, Dr. Evi menjelaskan bahwa kekhasan kurikulum Tadris Biologi terletak pada penguatan dimensi keberlanjutan yang sejalan dengan tujuan-tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Mahasiswa tidak hanya mempelajari konsep biologi secara teoretis, tetapi juga diarahkan untuk memahami penerapannya dalam konteks sosial dan lingkungan. Melalui kegiatan praktikum, penelitian, serta proyek pengabdian masyarakat, mahasiswa dibimbing untuk mengembangkan solusi bioteknologi dan edukasi lingkungan yang berkontribusi pada pencapaian SDGs, khususnya pada aspek pendidikan bermutu (SDG 4), kehidupan di darat (SDG 15), dan aksi terhadap perubahan iklim (SDG 13).

 

 

Scroll to Top